Jenis Kayu untuk
Bahan Konstruksi Bangunan
A. Abstrak
Kayu
merupakan satu dari beberapa bahan konstruksi yang sudah lama dikenal
masyarakat,didapatkan dari semacam tanaman yang tumbuh di alam dan dapat
diperbaharui secara alami. Faktor-faktor seperti kesederhanaan dalam
pengerjaan, ringan, sesuai dengan lingkungan (environmental compatibility)
telah membuat kayu menjadi bahan konstruksi yang dikenal di bidang konstruksi
ringan (light construction). Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi tidak
hanya didasari oleh kekuatannya saja, akan tetapi juga didasari oleh segi
keindahannya.
Secara alami
kayu memiliki bermacam-macam warna dan bentuk serat, sehingga untuk bangunan
exposematerial kayu tidak banyak memerlukan perlakuan tambahan. Pada
perkembangan teknik penggunaan kayu struktural perlu diperhatikan sifat-sifat
dan jenis-jenis kayu serta faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu,
sambungan dan alat-alat penyambung serta keawetan kayu. Keterbatasan penggunaan
kayu selama ini terjadi dikarenakan keterbatasan kayu alami yang lurus dan
relative panjang sudah jarang didapatkan, serta kayu dengan tingkat kekuatan
yang tinggi sudah semakin berkurang. Oleh karena itu, maka teknologi sambungan
dan komposit material sangat penting pada perancangan struktur kayu.
B. Sifat Sifat Kayu
Kayu berasal
dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda. Bahkan
dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang
berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis
kayu yaitu :
1. Kayu
tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding
selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa
(karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
2.
Semua kayu
bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang
berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan
tangensial).
3. Kayu
merupakan bahan yang bersifat higroskopis,
yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat
perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.
4.
Kayu dapat
diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan
kering.
Ada banyak
sekali jenis-jenis kayu. Dalam konstruksi dan pemakaian kayu sebagai bagian
dari konstruksi bangunan seseorang harus benar-benar mengetahui dan memahami
sifat-sifat serta jenis-jenis kayu yang biasa digunakan sebagai konstruksi
bangunan itu sendiri.
Kayu memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Mudah didapatkan di
toko-toko material.
2. Banyak dikuasai oleh
tukang lokal.
3.
Bahan kayu dapat dibentuk, dipotong, dan digunakan secara fleksibel.
Kelebihan-kelebihan
dari kayu sebagai bahan konstruksi bangunan itu sendiri tentu memberikan
keuntungan bagi kita sendiri, namun dibalik kelebihan-kelebihannya itu kayu
juga memiliki kekurangan-kekurangan. Berikut kekurangan dari kayu:
1. Mudah terbakar, dan dapat
dimakan rayap.
2. Dapat mengembang dan
menyusup.
3. Bentang
atap dengan konstruksi kayu seringkali terbatas karena ukuran kayu di pasaran adalah 4 meter.
4. Harga kayu semakin lama semakin
mahal karena semakin berkurangnya stok kayu dari alam.
Dibawah ini beberapa jenis kayu yang
bisa dipergunakan untuk bahan konstruksi bangunan: :
1. Kayu jati
Kayu ini sering
dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya
yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai
material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat
I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya
karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang
memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengankayujati.
Pohon
Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai
dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan
baik di daerah kering dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa
adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam
oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada di bawah
pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply langsung dari
Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai kayu
jati selain dari 2 daerah tersebut.Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari
asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada
mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih.
Penentuan kualitas kayu jati yang
diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih.
Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut
diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan
menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut.
2. Kayu Merbau
Kayu merbau
termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif
pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga.
Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning.
Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon
hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II.
Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat
kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu merbau biasanya
difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat
garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon
Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau
kami berasal dari Irian / Papua.
3.
Kayu Bangkirai
Kayu
Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan
Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai
tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan.
Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak
rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural,
pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena
kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap
kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga
sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior
seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak
ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan
kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan
antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang.
Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat
kemerahan.
4. kayu kamper
Telah
lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau. Meskipun
tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu
yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil
dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui.
Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar,
sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar
dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon
kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah
daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan
daerah lain di Kalimantan.
5.
Kayu kelapa
Adalah
salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa yang
sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus ditebang
untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk
jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk
garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat
mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga
ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa
tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan
warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna
terang.
6.
Kayu meranti merah
Jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah
muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu
halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan
untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan
Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan
7.
Kayu Karet
Oleh dunia internasional disebut
Rubber wood pada awalnya hanya tumbuh di daerah Amazon, Brazil. Kemudian pada
akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman di daerah India namun tidak berhasil.
Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya
termasuk tanah Jawa.Warna Kayu
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah
atau dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu
teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood.Densitas
Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas
antara 435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.
Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu karet
dapat digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan
konstruksi
|
8.
Kayu gelam
Sering
digunakan pada bagian perumahan, perahu,
Kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil
umumnya dikenal dan dipakai sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan
yang berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan
jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk bahan
penyerap.
Kayu ini banyak digunakan untuk
bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan lainnya. Berdasarkan
catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang
tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.Jenis ini
dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin
dan telian.Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai
50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai
ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadapairlaut.
Kayu ulin banyak digunakan
sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan
lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan
lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu
kelas kuat I dan Kelas Awet I.
9.
Kayu Akasia (acacia mangium)
Mempunyai
berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat sehingga
daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai
20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti
mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas
650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya
rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus
berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak
diminati untuk digunakan sebagai bahan kontruksi maupun bahan meibel-furnitur.
C. Kesimpulan
1. Kayu merupakan bahan bangunan memiliki banyak kelebihan untuk
digunakan material dan konstruksi
bangunan karena mudah ditemukan dan mudah dibentuk sesuai keperluan.
2. Kayu memiliki kuat tarik dan kuat lentur serta kekuatannya yang
lain yang cukup baik untuk digunakan sebagai bahan bangunan.
3. Kayu memiliki beberapa jenis sambungan yang dapat diterapkan untuk
kayu sebagai bahan konstruksi bangunan.
4. Kayu memiliki tekstur yang khas yang dapat dimanfaatkan.
Berdasarkan kelas mutunya, kayu karet, tata dan tusam dapat dimanfaatkan untuk
bahan bangunan struktural, sedangkan yang lain dapat dimanfaatkan untuk bahan
bangunan non struktural.Kayu yang diteliti baik yang berasal dari hutan tanaman
(HTI) maupun dari tanaman rakyat tergolong kelas kuat III-V, hanya karet dan
gmelina tergolong kelas kuat II-III.